KABARBAIK.NEWS– Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan (Kemenag Sulsel), Ali Yafid, membuka tahun 2025 dengan menghadirkan berbagai program keummatan.
Pasca dilantik pada 25 Desember 2024, Ali Yafid mengungkapkan bahwa pihaknya telah menjalankan sejumlah program, baik dalam bentuk regulasi maupun program prioritas, termasuk instruksi dari Menteri Agama Republik Indonesia.
Menurutnya, Kemenag Sulsel saat ini memiliki enam hingga delapan aksi atau program utama yang akan diterapkan sepanjang tahun. Salah satu program tersebut berfokus pada pembelajaran agama sebagai tugas dan marwah Kemenag.
“Yang dimaksud adalah program agar umat lebih dekat dengan ajaran agamanya, termasuk deklarasi Istiqlal yang membahas konflik, kekerasan, ras, dan suku. Selain itu, ada program Green Kemenag yang berbasis lingkungan untuk mendukung penghijauan,” jelasnya.
Saat ini, indeks kerukunan di Sulsel hampir mencapai 80 persen, sehingga diperlukan berbagai kegiatan untuk mendukung pencapaian tersebut.
“Kami menghadirkan banyak kegiatan, seperti dakwah ramah kemanusiaan, dakwah melalui media sosial, dan lainnya. Hal ini menjadi koridor yang dapat menjadi panduan bagi para pendakwah di luar Kemenag, sehingga manfaatnya dirasakan oleh masyarakat luas,” ujar Ali Yafid.
Salah satu program prioritas adalah menciptakan rumah ibadah yang ramah bagi difabel. Program ini diharapkan dapat menghadirkan keterwakilan bagi kaum difabel serta memberikan rasa keadilan bagi seluruh umat dalam menjalankan ajaran agamanya.
“Kami ingin memfasilitasi masyarakat berkebutuhan khusus agar mereka dapat melaksanakan ajaran agama bersama dengan yang lain,” tambahnya.
Dalam berbagai program Kemenag Sulsel, generasi Z juga akan dilibatkan. Tujuannya adalah menanamkan nilai-nilai saling menghormati, mencintai, dan menghargai antar pemeluk agama di kalangan generasi muda.
Selanjutnya, Ali Yafid juga menyoroti pentingnya integritas dalam pelaksanaan tugas. Ia menegaskan bahwa pelaksanaan tugas dan kegiatan keagamaan harus dijalankan secara terintegrasi mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga KUA.
“Minimal dan idealnya, setiap agama harus melaksanakan ajarannya dalam kegiatan sehari-hari di tengah masyarakat,” ucapnya.
Ali Yafid juga menegaskan bahwa Kemenag Sulsel harus menjadi pelopor anti-korupsi dan nepotisme untuk menjadi teladan di masyarakat.
“Kita harus berprinsip bahwa kita tidak boleh mengambil selain yang menjadi hak kita,” tandasnya.
Program lainnya adalah menyukseskan penyelenggaraan ibadah haji 2025, seperti tahun-tahun sebelumnya.(*)